Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Cerita Lucu | Dokter Dika

Cerita Lucu | Dokter Dika

Sinopsis: Cerita Lucu | Pagi itu beruang keluarga Dika dan Susan sedang melanjutkan pembicaraan tadi malam untuk menyusun strategi apa yang harus dikatakan dan apa yang harus dilakukan saat kakek Dika datang nantinya.

Susan: Biasanya jika dalam keadaan susah kamu selalu banyak akan, tetapi hal ini tidak? Kenapa
Dika: Iya iya, kalau begitu saya harus berpura-pura menjadi dokter

"Terdengar pintu rumah yang ditinggalin Dika diketuk"

Dika: Biar saya yang buka pintu, kamu di sini aja " langsung bergegas membuka pintu"
Dika: Sembah sungkem kakek, bagaimana perjalanannya?
Kakek: Tidak perlu, sekarang kan kamu sudah menjadi dokter

Dika: Silakan Kakek masuk " setelah Kakek masuk langsung menutup pintu"
Kakek: Sebenarnya kaki bangga sama kamu, sekarang menjadi dokter

Kakek: Benernya kamu dokter spesialis apa?
Dika: Itu pakai, emm.. (gugup) dokter spesialis nyembuhin orang sakit

Kakek: Hahaha kamu ini dari dulu masih aja suka bercanda
Kakek: Wah wah wah rumah kamu cukup besar juga ya "melihat sekeliling rumah"

"Tidak sengaja berpapasan dengan Susan di ruang tengah"| Cerita Lucu

Kakek: Cakepnya, itu siapa? (dengan ada pelan)
Kakek: Itu pasien kamu ya?
Dika: Itu kakek, anu-anuan saya anu anu anu saya

Kakek: Apaan! (terkejut)
Dika: Anu (guguk)

Susan: Saya pelayan di rumah ini kakek
Kakek: Luar biasa, pelayan secantik ini (menganggukan kepala)

Kakek: Pantes orang-orang betah tinggal di kota
Kakek: Eh Dika, kapan-kapan carikan kakek kontrakan yang bisa punya pelayan seperti dia (sambil menunjuk Susan)

Kakek: Cuma untuk mijit aja, kalau kakek lagi lemas (dengan nada pelan)  | Cerita Lucu
Kakek: Oh iya, coba dikenalin Siapa nama pelayan kamu ini sama kakek

Dika: Kenalin Susan yang ini kakek saya, yang saya ceritakan semalam jam
Susan: Perkenalkan saya Susan kek "sambil bersalaman "

" Titin datang dengan buru-buru ke dalam rumah tanpa memerhatikan sekelilingnya sambil ngedumel karena ada barang yang tertinggal di dalam kamarnya"

Kakek: Kamu pasti perawatnya dokter Dika?
Kakek: Saya kakeknya Dika, kenalkan (menyodorkan tangannya)

Titin: Hahaha dokter, hahaha (sambil menunjuk ke arah Dika) il
Susan: Suster.. suster kelihatannya sedang buru-buru

Susan: Ada pasien sakit jiwa di rumah sakit "sambil memberi tanda untuk menghentikan tawa Titin"
Titin: Maaf Saya tertawa tadi, soalnya ojek online yang nganterin saya tadi


Titin: Mengaku dia adiknya Dika
Kakek: Loh, berani-beraninya bilang seperti itu (merasa marah)

Kakek: Mana dia biar saya marahi
Dika: Sabar pakai sabar.. "mencoba menenangkan kakek"

Kakek: Oh iya, kamu kan ada pasien sakit jiwa
Kakek: Kalau seperti itu kakek pamit, mau berkunjung ke rumah teman kakek dulu

Kakek: Kamu obati pasiennya biar cepet sembuh dan juga hati-hati dalam bekerja
Kakek: Besok pagi kakek mau berkunjung ke tempat kamu bertugas

Dika: Tidak usah kakek, besok saya libur (mencoba melarang)
Kakek: Tidak apa-apa, kakek mau ke sana kan bisa tanya sama penjaganya

Kakek: Atau sama perawatnya, yang penting Kakek datang ke tempat Dika bekerja biar ada cerita-cerita kalau pulang ke desa nanti
Kakek: Ya sudah pakai pamit

"Kakek Dika langsung meninggalkan rumah"